Perjuangan Rakyat Indonesia Saat Penjajahan Jepang

Penjajahan Jepang di Indonesia dimulai ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintahan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 yang bertepat di Kalijati. Mulai saat itu Jepang menggantikan Belanda menduduki Indonesia. Banyak cara yang dilakukan pemerintah Jepang untuk mengambil hati rakyat Indonesia. Diantaranya yaitu mengeluarkan propaganda 3A, yang berbunyi Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon pemimpin Asia. Karena adanya propaganda tersebut, rakyat Indonesia yakin bahwa Jepang dapat mendukung pergerakan nasional Indonesia. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan timbulnya simpati rakyat Indonesia terhadap Jepang adalah perlakuan keras yang diterapkan pemerintah Belanda menjelang akhir kekuasaannya. Rakyat Indonesia semakin mempercayai Jepang karena Jepang menjajikan sebuah kemerdekaan kepada mereka.

Ternyata perlakuan Jepang di Indonesia tidak semanis dan sebaik perkataan dan janji-janji mereka. Bahkan perlakuan Jepang lebih kejam daripada Belanda. Jepang mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran rakyat Indonesia dalam semua bidang, baik itu bidang militer, sosial maupun ekonomi. Di bidang militer pemerintah Jepang membentuk organisasi-organisasi semi militer. Diantaranya yaitu :
1. Seinendan yang beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusia antara 14-22 tahun.
2. Keibodan yang merupakan barisan pembantu polisi dengan tugas kepolisian. Keibodan beranggotakan pemuda-pemuda yang berusia antara 26-35 tahun.
3. Heiho merupakan pembantu prajurit Jepang. Anggota heiho harus memenuhi beberapa syarat yaitu berbadan sehat, berkelakuan baik, berumur antara 18-25 tahun, dan berpendidikan serendah-rendahnya sekolah dasar (SD).
4. PETA (Pembela Tanah Air)
5. Fujinkai yang merupakan himpunan-himpunan wanita yang beranggotakan minimum 15 tahun.

Di bidang sosial dan ekonomi, Jepang bertindak sangat parah terhadap bangsa Indonesia. Pada hari-hari besar hanya bendera Jepang yang boleh dipasang dan hanya lagu kebangsaan Jepang yang boleh diperdengarkan. Bahkan sampai waktu dan kalender pun harus menggunakan aturan waktu dan kalender Jepang. Kekejaman Jepang lebih terlihat lagi saat Jepang menerapkan sistem kerja paksa yang mempekerjakan tenaga kasar yang disebut romusha. Para romusha (rakyat Indonesia), dimanfaatkan oleh pemerintah Jepang untuk membangun berbagai sarana untuk perang. Mereka diperlakukan dengan sangat kasar, mereka bekerja mulai dari pagi buta sampai petang tanpa makanan dan perawatan yang memadai.

Tapi penjajahan Jepang tidak bertahan lama, karena pemerintahan Jepang di Indonesia dikagetkan dengan kabar bahwa kota Nagasaki dan Hiroshima mendapat serangan bom nuklir oleh sekutu dan menewaskan banyak korban. Rakyat Indonesia pun mulai memanfaatkan kondisi tersebut, dengan melakukan pergerakan-pergerakan nasional. Pemerintah Jepang pun mulai terdesak dan menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

Kita sebagai Rakyat Indonesia harus bangga terhadap perjuangan dan semangat yang dilakukan rakyat Indonesia saat penjajahan Jepang. Mereka berjuang keras untuk bertahan hidup demi meraih kemerdekaan Indonesia. Tanpa perjuangan dan semangat mereka, kita tidak akan pernah merasakan kebebasan sebagai bangsa yang merdeka.

Tags :Kompetisi Website Kompas Muda - KFC, KFC, Bangga Bangsaku